RSS
Write some words about you and your blog here

suthe

Pages

AIK VIII (Kepribadian Muhammadiyah)

BAB I
PENDAHULUAN

Muhammadiyah Adalah suatu persyarikatan yang merupkan gerakan Islam. Pada pernyataan yang singkat ini tekandung 2 pengertian yang padat yaitu, Muhammadiyah sebagai sutu persyarikatan, suatu oerganisasi, suatu perkumpulan, atau suatu jamiyah, dan yang kedua Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.
Pernyataan seperti ini mengandung penegasan, bahwa Muhammadiyah itu tidak lebih dari sebuah organisasi atau suatu perkumpulan/jamiyah. Dan sebuah organisasi tidak lain sebuah alat yang dapat digunkan sebagai sarana atau wahana untuk memperjuangkan satu tujuan yang dicita-citakan. Bagi Muhammadiyah, fungsi organisasi tidak lebih dari sebuah alat perjuangan semata-mata, demi tegaknya kemuliaan dan kejayaan Islam secara hakiki (Izzul Islam wal muslimin).
Dengan ini pula Muhammadiyah menegaskan kepada siapapun yang karena kurangnya pengertian, bahwa Muhammadiyah sama sekali bukan sebuah madzhab, firqoh, atau sekte tersendiri dalam Islam. Kalaupun dikait-kaitkan dengan masalah firqoh, maka secara tegas dengan didukung bukti-bukti yang obyektif dan rasional, baik dalam amaliah ubudiyah ataupun amaliah I’tiqodiyah, Muhammadiyah adalah termasuk golongan salafiah, serta termasuk dalam aliran ahlu sunnah wal jamaah.
Biasa di sebut salafiyah; berasal dari kata salaf artinya yang telah lalu lawan katanya cholaf artinya belakangan. Tapi yang di maksud di sini adalah ulama di masa-masa yang telah lalu yaitu para sahabat dan tabiin sekitar tiga abad dari zaman nabi, sampai abad ke 3 setelah rosul wafat.Mereka di kenal sebagai ulama atau pemikir Islam yang baik karena pikiran2 mereka masih banyak mengacu kepada Alqur’an dan sunnah rosul, belum tercemar pemikiran2 lain, karena itu mereka juga di kenal dengan salafus soleh. Berbeda dengan pemikir sesudahnya atau Ïîcholaf yaitu periode tabiu taabiin dstnya ,yang sudah banyak terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran di luar Islam
Dalam matan/teks kepribadian Muhammadiyah, dinyatakan bahwa maksud gerak Muhammadiyah adalah dakwah Islam amar ma’ruf nai munkar. Ini jelas menggambarkan komitmen Muhammadiyah terhadap surat Ali Imron ayat 104, yaitu yang menjadi faktor utama berdirinya persyarikatan Muhammadiyah.
  •             
Artinya “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”.
Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Kepribadian Muhammadiyah ini berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan bagi gerakan Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
B. Matan Kepribadian Muhammadiyah
1. Apakah Mhammadiyah itu?
Muhammadiyah adalah suatu persyarakatan yang merupakan “Gerakan Islam,” maksud gerakannya ialah “Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar” yang ditujukan kepada dua bidang : perseorangan dan masyarakat.
Dakwah dan Amar ma’ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan :
a. Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli dan murni.
b. Dan ynag kedua kepada yang belum islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk islam.
Adapun dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyaawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan menuju tujuannya, ialah terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
2. Dasar dan Amal Usaha muhammadiyah
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagian luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu :
a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah.
b. Hidup manuasi bermasyarakat.
c. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan dengan keyakinan bahwa ajaran islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagian dunia dan akhirat.
d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanuasiaan.
e. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW.
f. Melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.
3. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah
Menilik prinsip dasar tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah.
4. Sifat Muhammadiyah
Menilik :
a. Apakah myhammadiyah itu
b. Dasar amal usaha Muhammadiyah
c. Pedoman amal usaha dan perjuangan muhammadiyah
Maka Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini:
a. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
b. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
c. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran islam.
d. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
e. Mengindahkan segala hokum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah Negara yang sah.
f. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baik.
g. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.
h. Kerjasama dengan golongan Islam maupun dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
i. Membantu pemerintah dan bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridlai Allah.
j. Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana.
C. Sejarah perumusan kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian muhammadiyah ini timbulnya pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis ialah periode 1959 – 1962.
Kepribadian Muammadiyah ini semula berasal dari uraian Bapak K.H. Faqih Usman, sewaktu beliau memberikan uraian dalam suatu latihan yang diadakan oleh PP. Muhammadiyah di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum K.H. Faqih Usman menjelaskan “ Apa sih Muhammadiyah itu?”
Kemudian oleh PP. dimusywarahkan bersama-sama pimpinan Muhammadiyah wilayah Jawa Timur (H.M. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R. Darsono), dan jawa barat (H. Adang Affandi). Sesudah itu disempurnakan oleh suatu tim ynag antara lain : K.R. Moh. Wardan, Prof K.H. Farid Ma’ruf, M. jarnawi hadikusuma, M. Djindar Tamimy, kemudian turut membahas pula Prof. H. Kasman Singodimejo SH, disamping pembawa prakarsa sendiri Bapak K.H. Faqih Usman. Setelah rumusan itu agak sempurna, maka diketengahkan dalam siding Tanwir menjelang Mu’tamar ke 35 itulah “Kepribadian Muhammadiyah” mendapatkan pengesahan setelah mengalami usul-usul penyempurnaan. Dengan demikian maka rumusan “Kperibadian Muhammadiyah” yang sekarang ini adalah merupakan hasil yang disempurnakan dalam Muktamar ketengah Abad (ke 35) pada tahun 1962 akhir periode pimpinan H.M Yunus Anis.
1. Apakah kepribadian Muhammadiyah itu?
Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. K.H. Faqih Usman pada saat itu hanyalah mengkonstater – mengidzharkan – apa yang telah ada. Jadi bukan merupakan hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai perkara yang baru, hanyalah karena mereka mendapati Muhammadiyah sudah dalam keadaan yang tidak sebenarnya.
K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpungan dalam Muhammadiyah, sudah memahami benar apa sesungguhnya sifat-sifat khusus/ciri-ciri khas Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang tidak berlaku sewajarnya dalam Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas. Yang dirasakan benar oleh almarhum bahwa Muhammadiyah itu sebagai Gerakan Islam berdasarkan Islam, menuju terwujudnya masyrakat Islam yang sebenar-benarnya bukan dengan jalan politik, bukan dengan jalan ketata negaraan, melainkan dengan melalui pembentukan masyarakat, tanpa memperdulikan bagaimana struktur politik yang menguasainya. Zaman penjajahan Belanda, kemerdekaan Republik Indonesia. Muhammadiyah tidak buta politik. Tetapi Muhammadiyah bukan partai politik, Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik tetapi apabila politik mendesak-desak urusan agama Islam, maka terpaksalah Muhammadiyah bertindak menurut kemampuannya dan menurut irama dan nada Muhammadiyah.
Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Soekarno, maka warga-warga Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka pun berjuang masuk kembali dalam Muhammadiyah. Mereka pun berjuang dan beramal dalam Muhammadiyah dengan masih membawa cara dan lagu-lagu berpolitik cara partai. Oleh almarhum K.H. Faqih Usman dan PP. Muhammadiyah pada saat itu, cara yang demikian demikian dirasakan sebagai cara-cara yang dapat merusak nada dan lagu Muhammadiyah. Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas, Muhammadiyah bergerak bukan untuk Muhammadiyah sebagai golongan. Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, Untuk kemenangan kalimah Allah, untuk terwujudnya masyarakat Islam sebenarnya-benarnya. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammadiyah adalah Islam yang sadzajah, Islam yang lugu/apa adanya, Islam yang menurut Alqur”an dan Sunnah Rasulullah SAW dan menjalankannya dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan ruh Islam.
Dengan demikian, diperlukan untuk dipahamkan kepada para warga Muhammadiyah, apakah sebenarnya Muhammadiyah dan bagaimana cara membawa/menyebarluaskannya. Menyebarkan paham Muhammadiyah itu pada hakekatnya menyebarkan Islam yang sebenar-benarnya dan Karena itu cara-cara perlu kita mengikuti bagaimana cara-caranya Rasulullah SAW menyebarkan Islam pada mula-mula pertumbuhannya.
2. Memahami kepribadian Muhammadiyah
Memahami kepribadian Muhammadiyah berarti :
a. Memahami apa sebenarnya Muhammadiyah.
b. Karena Muhammadiyah ini sebagai organisasi, sebagai suatu persyarakatan yang berasas Islam, maka perlu dipahami Islam yang bagaimanakah yang hendak ditegakkan dan dijunjung tinggi,mengingat telah banyaknya kekaburan-kekaburan dalam islam di Indonesia. Dan itu pulalah yang hendak dipergunakan mendasari atau menjiwai segala amal usaha muhammadiyah sebagai organisasi.
c. Kemudian dengan sifat-sifat yang kita contoh atau kita ambil dari bagaimana sejarah dakwah Rasulullah yang mula-mula dilaksanakan,itu pulalah yang kita jadikan sifat-sifat gerakan dakwah muhammadiyah,dengan kita sesuaikan pada keadaan dan kenyataan-kenyataaan yang kita hadapi
3. Kepada siapa kepribadian muhammadiyah ini kita pimpinkan/berikan?
Seperti diatas telah kita uraikan,bahwa kepribadiaan ini pada dasarnya adalah menberikan pengertian dan kesadaran kepada para warga kita,agar mereka tahu tugas kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal usahannya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk/nada-nada bagaimana mereka pada warga pada saat melaksanakan tugas kewajibannya.
4. Bagaimana cara menberikan/menuntunkan?
Tidak ada cara lain menberikan atau menuntunkan kepribadiaan Muhammadiyah ini kecuali harus harus dengan teori praktek penanaman pengertian dan pelaksanaanya.
a. penandasan atau pendalaman pengertian dakwah/bertablig.
b. Menggembirakan dan memantapkan tugas berdakwah.tidak merasa minderwaarding(rendah diri)dalam menjalankan dakwah walaupun tidak dengan memandang rendah dan busuk kepada saudara-saudara kita yang bertugas dalam lapangan lainnya (politik, ekonomi, seni budaya, dan lain-lain).
c. Kemudian kepada mereka para warga hendaklah ditugaskan dengan tentu-tentu, bukan hanya dengan sukarela. Bila diperlukan dengan cara-cara yang mengikat, seperti dengan perjanjian dengan baiat dan lain-lain.
d. Sesuai dengan masa sekarang, perlu pula dengan musyawarah yang sifatnya mengevaluasi tugas-tugas itu.
e. Sesuai dengan suasana sekarang, perlu pula dengan formalitas-formalitas yang menarik, yang tidak melanggar hokum-hukum agama dan juga dengna memberikan bantuan logistic.
f. Pimpinan cabang/ranting bersama-sama anggota-anggotanya memusyawarahkan sasaran-sasaran yng dituju, baha-bahan yang dibawakan petugas-petugas dibagi menurut kemampuan dan sasaran-sasarannya.
g. Pada musyawarah evaluasi, sekalian dapat ditambahkan bahan-bahan atau bekal yang diberikan kepada para warga yang sebagai mubaighin/mubalighot.
.










BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kepribadian Muhammadiyah timbul pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis ialah periode 1959 – 1962.
2. Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat .
3. Kepribadian Muhammadiyah merupakan ungkapan dari kepribadian yang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri.
4. Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar.
B. Saran
1. Dengan adanya Kepribadian Muhammadiyah kita sebagai umat muslim harus memberikan contoh dan tampil sebagai seorang muslim.
2. Dengan adanya makalah ini kami harapkan kepada pembaca agar dapat memahami isi dari pada makalah ini dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan kepribadian Muhammadiyah.
3. Dengan adanya kepribadian Muhammadiyah ini maka kita hendaknya mengajak dan menyeru manusia atau masyarakat kepada ajaran Islam, dengan memberikan pengertian dan kesadaran akan kebenaran-kebenaran ajaran Islam, sehingga masyarakat menginsafi kebaikan, dan keutamaan Islam bagi pembentukan pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bermasyarakat, daalm segala

















DAFTAR PUSTAKA
Hamdan Hambali. 2006. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. Yogyakarta:
Suara Muhammadiyah

http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/kepribadian-muhammadiyah

http://www.muhammadiyah.or.id/index.php?Itemid=151&id=180&option=com_content&task=view

0 komentar: